Mengalami Kuasa Tuhan

by Ferry Tanoto

Kita semua sering mendengar orang membicarakan tentang kuasa Tuhan. Kita juga membacanya di dalam Alkitab tentang kuasa Tuhan. Tetapi apakah kuasa Tuhan masih relevan di zaman modern ini? Apakah Tuhan masih bekerja sampai detik ini? Jika ya, mengapa saya tidak mengalaminya?


Pertanyaan ini sering kita dengar bahkan di kalangan orang Kristen sekalipun. Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Apakah Tuhan sedang “cuti”? Tentu tidak, Tuhan yang kita sembah tetap sama dahulu, sekarang, dan sampai selamanya. Dia Tuhan yang menyembuhkan orang sakit di masa lampau, Dia juga Tuhan yang sama yang akan menyembuhkan kita sekarang.


Lantas, mengapa ada sebagian diantara kita tidak mengalaminya? Apa yang salah?


Ada beberapa penyebab mengapa sebagian diantara kita tidak mengalami kuasa Tuhan:


1. Tidak percaya


Kita sudah terlalu sering menjadi “Kristen teori”; “Kristen katanya”. Ketika orang membicarakan tentang kuasa Tuhan, kita hanya meresponi sepintas lalu saja, “Ya…ya…ya… oh ya… begitu ya… Oo… trus…” Bahkan ketika orang konseling pada kita tentang masalahnya, kita hanya mengucapkan kata-kata klise, “Berdoa saja brur, Tuhan pasti menyatakan kuasaNya.”


Dalam 2 Tim 3:5 dikatakan bahwa ada orang yang menjalankan ibadah mereka secara lahiriah, tetapi sesungguhnya mereka memungkiri kekuatannya. Hal itu terbukti dari cara kita menghadapi persoalan hidup; adakah kita datang mencari pertolongan Tuhan atau mengandalkan manusia.


Pada suatu hari ada sebuah kejadian memalukan yang terjadi. Murid-murid Yesus tidak melayani dengan kuasa Tuhan sampai Tuhan Yesus menegur mereka dengan keras demikian:


Matius 17:17 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"


Markus 9:19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"


Lukas 9:41 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!


Kisah ini dicatat dalam Matius 17:14-21 Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan, Markus 9:14-29 Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu, dan Lukas 9:37-43 Yesus mengusir roh dari seorang anak yang sakit, yang menegur kita dengan keras.


Kisahnya demikian, ada seseorang yang punya masalah, anaknya sakit karena kerasukan roh jahat. Orang ini datang kepada murid-murid Yesus dengan harapan bisa mendapatkan kesembuhan. Namun apa hasilnya, murid-murid Yesus tidak mampu menyembuhkannya. Akhirnya, mereka mengadu kepada Tuhan Yesus dan Yesus menegur mereka dengan keras karena mereka tidak percaya. Padahal mereka setiap hari ada bersama dengan Yesus, ternyata Yesus menemukan iman percaya mereka masih kerdil.


Murid-murid Yesus yang tidak memiliki iman percaya yang benar, bukan hanya telah mempermalukan diri sendiri, tetapi juga telah menyebabkan orang yang dilayaninya menjadi lemah imannya. Tuhan menyebut orang yang demikian sesat. Mereka telah menyesatkan orang lain juga. Itulah sebabnya, Yesus menegur mereka dengan keras.


Markus 9:22-23 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"


Seringkali di dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak orang yang punya masalah datang curhat kepada kita dan meminta pertolongan dan berharap kita dapat mempraktekkan kuasa ilahi, tetapi apa yang terjadi? Karena ketidakpercayaan kita, kita tidak mampu berbuat apa-apa, sehingga orang yang kita layani pun kecewa.


Lantas apa yang harus kita lakukan?


Marilah kita menumbuhkan iman percaya kita kepada Tuhan. Jangan sampai kita sendiri, kalau ditanyakan tentang masalah kita, kita malah menyarankan untuk mereka mengandalkan manusia, dukun, dsb.


Tuhan Yesus mengajarkan tentang iman dalam Matius 17:20, Matius 21:21, Markus 11:23 tentang iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung; ini bukan mengajarkan agar kita memiliki iman yang kecil, tetapi penekanannya pada memiliki iman meskipun kecil kita dapat melakukan banyak perkara yang besar bersama dengan Tuhan.


Bagaimana caranya agar iman kita bisa tumbuh? Mungkin pertama kali ketika kita mengikut Yesus, iman kita masih berupa benih atau biji (biji sesawi). Tapi iman itu harus dikerjakan sedemikian rupa agar bisa tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat bahkan orang-orang dapat berteduh dan berlindung di bawahnya.


(a) Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus


(b) Ibrani 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.


Ibrani 10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.


Waspadalah terhadap apa yang masuk dalam hidup kita, baik itu bacaan, tontonan, maupun pergaulan. Jika sebagian besar waktu kita habis untuk hal-hal yang tidak membangun iman kita, maka mustahil iman kita bisa kuat.


(c) Berdoa dan berpuasa




Matius 17:21 Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.

Membangun hubungan yang konsisten dengan Tuhan adalah kunci dalam mengalami kuasa Tuhan; bukan hanya sekedar setor muka, lantaran kewajiban kita, tetapi biarlah kerinduan untuk berjumpa dengan Tuhan datang dari dalam hati kita. Orang yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan tidak mengandalkan kuasa Tuhan, hanya akan berujung pada kelelahan dan kekeringan rohani.


2. Dosa dan kejahatan


Seringkali kita berpikir mengapa orang itu bisa bersaksi tentang kuasa Tuhan yang dahsyat dalam hidup mereka. Sepertinya Tuhan pilih kasih dan hanya mau memberikan kuasa kepada orang-orang tertentu saja. Apakah hal ini benar? Tidak, sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Ia telah memberikan kuasanya kepada kita untuk meneruskan pekerjaan di dunia dengan mempraktekkan kuasaNya.




Kisah Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.


 

Markus 16:17-18 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.
Namun mengapa hal-hal ajaib dan dahsyat itu tidak terjadi pada saya? Jawabannya ditulis dalam Yesaya 59:1-2


Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Seringkali orang bisa berpikir ia bisa menipu sesamanya dengan segudang jadwal pelayanannya sementara ia masih menyimpan banyak dosa. Akibatnya, pelayanannya tidak memiliki kuasa sama sekali. Bagaimana ia bisa dengan efektif melayani orang yang kepahitan jika ia sendiri masih memiliki banyak kepahitan? Bagaimana ia bisa melakukan pelayanan pelepasan kalau ia sendiri masih terikat? Lantas, ia menyalahkan Tuhan mengapa membiarkan dirinya sendirian. Tidak mampukah Tuhan menolong dia?


Bahkan dalam Matius 5:23-24 kita diingatkan jika kita sedang melayani dan teringat akan sesuatu ganjalan di hati, maka kita harus membereskannya terlebih dahulu.


Bukannya Tuhan tidak sanggup menyatakan kuasaNya, tetapi Ia tidak mau kita menjadi sombong dan tersesat dengan pikiran “meskipun saya berbuat dosa, tapi tidak apa-apa toh, Tuhan masih dapat memakai saya dengan dahsyat, kan tidak ada yang tahu”. Camkan baik-baik:




Galatia 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Tuhan tidak mau memakai saluran kuasa dan berkat yang penuh dengan kemunafikan dan penyesatan karena hal itu akan menjadi batu sandungan buat orang lain. Oleh karena itu, marilah kita hidup dalam kekudusan dan saling mengaku dosa dan bertobat di hadapan Tuhan.


Marilah kita menjadi orang Kristen yang mengenal Tuhan dan mengalami kuasaNya. Bukan hanya dari kata orang saja, melainkan kita sendiri yang mengalaminya. Kristen “katanya”. Mari kita jadi sama seperti Ayub, yang dalam pencobaan yang diizinkan Tuhan, ia tetap dapat mengalami Tuhan, dan mengarahkan mata rohaninya kepada Dia.


Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.


Jangan sampai kita hanya penonton yang menonton dari luar lapangan saja. Marilah kita sama-sama mengalami kedahsyatan kuasa Tuhan.

No comments:

Post a Comment