Kematian Sia-sia

Kisah ini terjadi di masa terakhir perang kemerdekaan Perancis. Seorang prajurit, dalam sepucuk surat ke rumahnya, menceritakan sebuah kejadian yang sangat konyol.

Pada suatu hari ada seorang serdadu S.S. (semacam pasukan khusus NAZI) diangkut masuk ke dalam barak pertolongan medis oleh sekelompok perawat dari tim Palang Merah Internasional. Dia sedang terluka parah dan memerlukan transfusi darah. Tetapi sang serdadu, dengan bersusah payah, bertanya kepada sang dokter, "Apakah ini darah Inggris?" Lalu dokter itu menjawab, "Ya, ini darah Inggris yang baik." Mendengar hal itu, sang serdadu itu menolak, katanya,"Lebih baik saya mati, daripada dokter memasukkan darah Inggris ke dalam tubuh saya."

Tidak lama kemudian, jenazah sang serdadu dibawa keluar untuk dikuburkan. Orang-orang disekitarnya, mengatakan "Betapa bodohnya orang itu"

Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan! (Mazmur 40:5)

Setiap orang yang tidak mau menerima pengampunan dan penebusan lewat darah Kristus, dan memilih mati dalam kesia-siaan adalah orang yang bodoh. Jelas sikap semacam ini adalah suatu keangkuhan yang sia-sia.

(Good News Digest, Xavier Quentin Pranata, Yayasan Andi, Yogyakarta)

No comments:

Post a Comment