Identitas dari seseorang tercermin dalam gaya hidupnya. Seorang bisa dikatakan seorang yang rajin jika ia memiliki gaya hidup yang rajin. Sebaliknya seorang bisa dikatakan sebagai seorang pemalas jika ia memiliki gaya hidup yang malas. Identitas sebuah Negara juga tercermin dalam gaya hidup rakyatnya.
Sebagai contoh, kalau ada orang yang berbincang-bincang tentang Negara Singapore, apa yang terlintas di benak kita? Negara yang bersih, aman, teratur, efisien, dsb. Ternyata memang demikian gaya hidup masyarakat di sana. Orang-orang berjalan kaki dengan cepat, tidak mau menghabiskan waktu. Segala sesuatu dikerjakan secara mandiri. Mental disiplin yang tinggi. Jadi kalau berbicara soal identitas, selalu terkait erat dengan gaya hidup.
Sebagai contoh, kalau ada orang yang berbincang-bincang tentang Negara Singapore, apa yang terlintas di benak kita? Negara yang bersih, aman, teratur, efisien, dsb. Ternyata memang demikian gaya hidup masyarakat di sana. Orang-orang berjalan kaki dengan cepat, tidak mau menghabiskan waktu. Segala sesuatu dikerjakan secara mandiri. Mental disiplin yang tinggi. Jadi kalau berbicara soal identitas, selalu terkait erat dengan gaya hidup.
Demikian juga identitas kekristenan kita. Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita berarti kita juga telah menyatakan bahwa Yesuslah Tuhan dan Raja kita. Nama kita terdaftar seketika itu juga dalam kantor imigrasi kerajaan Allah (Yoh 5:24). Nama kita tercatat dalam kitab kehidupan (Why 20:12)
Yoh 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Why 20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Pada saat itulah, kita menjadi duta-duta Kerajaan Allah. Sebagai duta Kerajaan Allah, kita harus memiliki gaya hidup Kerajaan Allah. Bulan lalu, mata dunia tertuju pada pernikahan ninggrat (The Royal Wedding) antara Pangeran William dan Kate Middleton. Sebenarnya, dunia penasaran ingin melihat bagaimana sebenarnya gaya hidup keluarga Kerajaan Inggris itu. Gaya hidup anggota keluarga kerajaan seringkali menjadi sorotan para rakyatnya bahkan warga dari Negara-negara lain.
Mari kita lihat apa yang menjadi isi pesan pelayanan Yohanes Pembaptis ketika ia mempersiapkan jalan buat Tuhan Yesus. Pesan pertama yang harus kita lakukan untuk memiliki gaya hidup Kerajaan Allah adalah bertobat.
Orang dunia tidak dapat melihat kerohanian kita, karena itu adanya didalam hati kita. Kita bisa berbicara panjang dan lebar tentang teori teologi kekristenan, tapi pada akhirnya, orang-orang akan melihat realitas gaya hidup kita sehari-hari; bagaimana cara hidup kita, cara kita berbicara, cara kita bekerja dan berusaha, hal-hal yang praktis dalam hidup kita. Jadi sesungguhnya kunci pertama untuk bisa memiliki gaya hidup Kerajaan Allah adalah bertobat.
Bertobat adalah wujud nyata dari tindakan iman kita. Karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yak 2:17).
Yak 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Ternyata iman yang disertai dengan pertobatan inilah yang bisa mendatangkan pengampunan dosa. Jangan sampai kita disesatkan oleh ajaran yang menyuruh kita minta ampun hari minggu ntar senin sampai sabtu lagi berbuat dosa lagi, minggu minta ampun lagi. Berhati-hatilah, belum tentu semua orang dapat kesempatan datang ke gereja minta pengampunan dosa di hari Minggu.
Jangan sesat Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan (Gal 6:7). Kemerdekaan dari Tuhan bukanlah kesempatan untuk hidup dalam dosa melainkan untuk melayani dengan kasih (Gal 5:13). Pada hari Tuhan nanti, gandum akan dipisahkan dari ilalang (Mat 13:24-30 Perumpamaan tentang lalang di antara gandum). Orang-orang yang sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan akan dipisahkan dengan mereka yang tidak sungguh-sungguh bertobat.
Gal 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Orang bisa saja kelihatan rajin melakukan kegiatan keagamaan tapi belum tentu dalam hatinya ia bertobat dan mencari wajah Tuhan. Ketika Yohanes Pembaptis melihat orang Farisi dan orang Saduki datang kepadanya, ia menegur mereka katanya: 7 "Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu supaya melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 9 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api."(Lukas 3:7-9).
Teguran ini menjadi standard/ tolok ukur betapa pentingnya kita bertobat. Dengan kata lain, jika orang Farisi dan orang Saduki, yang notabene-nya adalah kaum rohaniawan, mereka saja perlu bertobat apalagi kita orang biasa.
Orang Farisi adalah suatu golongan dari para rabi dan ahli Taurat yang sangat berpengaruh. Mereka berpegang pada Taurat Musa dan pada “adap istiadat nenek moyang”. Seluruh hukum dan peraturan mereka taati secara mutlak. – Kamus Alkitab
Orang Saduki adalah pemimpin agama Yahudi, yang sebagian besar terdiri dari imam-imam. Mereka mendasarkan pengajarannya pada kelima kitab Musa dan menolak segala adat istiadat yang ditambahkan kemudian. Mereka tidak percaya kepada kebangkitan dan adanya malaikat. Terhadap kebudayan Yunani golongan ini sangat terbuka. –Kamus Alkitab
Orang Yahudi biasanya terlalu pede – percaya diri. Mereka selalu menyombongkan status silsilah mereka, bahwa mereka adalah keturunan bapak Abraham. Jadi dengan alasan ini, mereka merasa ALLAH akan pilih kasih, lebih memanjakan mereka. Ada orang Kristen yang juga berpikiran, ya berhubung saya ini lahir dari keluarga Kristen, papa-mama saya Kristen, kakek nenek saya juga Kristen, kakeknya kakek saya juga Kristen, apalagi bapak saya pendeta; Pdp Ferry Tanoto, pastilah otomatis saya diselamatkan, jadi tidak apa-apa. Don’t worry be happy.
Perhatikan baik-baik, apa kurangnya orang Farisi dan orang Saduki dalam hal menjalankan kehidupan keagamaan mereka. Kalau kita tidak sungguh-sungguh terima Yesus dan bertobat, maka kita akan menyesal ketika Tuhan berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat 7:23). Selagi ada kesempatan, bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat.
Pada waktu perintah untuk bertobat itu disampaikan, orang-orang memberikan respon "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?" (Luk 3:10)
1. Praktek Kasih
Jawab Yohanes Pembaptis: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." Lukas 3:11
Hal senada dikatakan Yakobus dalam Yak 2:14-17
14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, 16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? 17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
2. Memiliki integritas dalam usaha dan pekerjaan
Lukas 3:12-14
12 Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" 13 Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu." 14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
Ketika kita memiliki gaya hidup kerajaan Allah maka sesungguhnya Tuhan sedang menjawab doa kita dalam Doa Bapa Kami, “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga (Mat 6:10)”. Ketika kita memancarkan gaya hidup Kerajaan Allah, kita menghadirkan kerajaanNya ditengah-tengah kehidupan kita, sehingga dalam segala hal kita akan lakukan yang terbaik, karena kita melakukannya untuk Tuhan (Kol 3:23).
Kolose 3:23
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Gaya hidup Kerajaan Allah terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dan disiplin rohani kita sehari-hari. Kebiasaan dan disiplin rohani dimulai dari keputusan kita sekarang untuk meresponi Firman Tuhan dengan menjadi pelaku-pelaku Firman.
No comments:
Post a Comment