APA SAJA YANG DIPERBUATNYA BERHASIL


Banyak orang menyukai bagian Firman Tuhan ini, karena ayat ini mengandung janji Tuhan bahwa apa saja yang kita perbuat, Tuhan buat berhasil. Namun pada saat yang bersamaan, ada banyak orang juga mengalami kekecewaan ketika ia mengalami kegagalan; ia menagih janji Tuhan, “Mengapa semuanya ini harus terjadi? Bukankah Tuhan sudah berjanji bahwa apa saja yang saya perbuat, Tuhan akan buat berhasil?” Apa yang salah dengan situasi ini?

Mazmur 1:1-3

1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam 3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Ternyata untuk membuka janji Tuhan ini ada 4 kunci yang harus kita miliki:

1. Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
a. does not walk in the counsel of the wicked – NIV
b. walketh not in the counsel of the ungodly – KJV
c. refuse evil advice – Contemporary English Version
d. reject the advice of evil man – Today’s English Version

Berjalan menurut nasihat orang fasik berarti kita menelan mentah-mentah dan menjalani segala nasihat orang lain. Seringkali dalam kehausannya akan kesuksesan, orang berusaha mati-matian meminta nasihat kesana kemari, yang pada akhirnya membuat ia terjerumus dalam berbagai-bagai dosa dan kesusahan.

Orang tidak segan-segan menghabisan jutaan rupiah hanya untuk mengikuti seminar-seminar kiat sukses dalam waktu singkat, bagaimana menjadi kaya raya dengan modal dengkul (masih mending kalau “dengkul” yang dimaksud adalah berlutut dan berdoa), dll. Itupun masih bernada positif.

Namun ada banyak orang yang berani menjalankan nasihat untuk bermain curang demi kesuksesan atau bahkan pergi mencari kuasa kegelapan guna mencapai apa yang diinginkannya. Dan semuanya itu jahat di mata Tuhan.

2. Tidak berdiri di jalan orang berdosa
a. Nor standeth in the way of sinner – KJV
b. Stand in the way of sinners - NIV
c. Won’t follow sinners – Contemporary English Version
d. Don’t follow the examples of sinners – Today’s English Version

Meskipun berdiri terdengar sebagai sebuah tindakan yang pasif. Namun, untuk bisa sukses di hadapan Tuhan, kita bahkan tidak boleh berdiri di jalan orang berdosa. Berdiri memiliki arti keberpihakan. Dalam terjemahan lain, berdiri juga diterjemahkan dengan sebuah kata kerja yang aktif yaitu follow = mengikuti. Dengan berdiri di jalan orang berdosa, meskipun kita tidak melakukannya, kita akan cepat atau lambat kompromi dengan dosa orang tersebut, sampai suatu hari kita akan ikut mengatakan bahwa dosa itu adalah hal yang biasa. Padahal dosa adalah hal yang serius di hadapan ALLAH; dosa mendatangkan murka ALLAH.

3. Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh
a. Nor sitteth in the seat of the scornful – KJV
b. Sit in the seat of mockers - NIV
c. Join in sneering at God – Contemporary English Version
d. Join those who have no use for God – Today’s English Version

Seringkali, orang tidak berhasil dalam hidupnya, karena sebagian besar dari hidupnya ia habiskan bersama para pencemooh; orang yang suka mengatai orang lain, atau bahkan menghujat Tuhan. Apa yang keluar dari mulut seorang pencemooh hanyalah keluhan, sungut-sungut; orang seperti ini selalu melihat lubang pada sebuah donat yang enak.

Hal ini bukan berarti lantas kita harus menjauhi jiwa-jiwa yang terhilang, yang notabene adalah orang fasik, orang berdosa dan pencemooh. Namun, jika kita tahu kita tipe orang yang mudah terpengaruh, maka kita harus minta hikmat dan kekuatan dari Tuhan agar kita dapat menyaring (filter) nasihat orang fasik, kita tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Tuhan Yesus sendiri mengasihi orang fasik, orang berdosa dan bahkan pencemooh; mereka semua dikategorikan sebagai yang terhilang. Namun Tuhan Yesus tidak pernah terjebak dalam kompromi dengan dosa.

4. Kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam

Membaca Firman Tuhan hendaknya menjadi kesukaan dalam hidup kita, bukan jadi beban. Alkitab adalah surat cinta dari ALLAH kepada kita.

Seorang wanita yang sedang berpacaran, pada zaman dulu, perasaannya selangit ketika menerima sepucuk surat dari pak pos, karena surat itu ternyata adalah surat dari sang kekasih. Ia pasti akan membacanya berulang-ulang, menyimpannya baik-baik, malamnya dibaca lagi, besok demikian seterusnya. Ia menanti-nanti dengan kerinduan yang mendalam, harap-harap cemas.

Demikian juga seharusnya kita, kekasih Allah. Apakah membaca surat cinta dari Tuhan membuat hati kita berdebar-debar atau sebaliknya menjadi obat tidur yang membuat kita mengantuk? Kalau kita tidak bergairah membaca Alkitab, jangan-jangan kita sedang bergairah membaca surat cinta dari yang lain, alias selingkuh. Oleh karena itu, kita harus BERTOBAT.

Segala tindakan dan pikiran yang menduakan TUHAN, melanggar PERINTAH ALLAH, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Ulangan 5:7). Kita berdosa dihadapan ALLAH. Dosa mendatangkan murka ALLAH.

Supaya berkat TUHAN bisa mengalir dalam hidup kita, kita harus memiliki iman yang kuat di dalam Kristus. Iman itu dapat timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. Seberapa kuat iman kita, semuanya tergantung pada porsi makanan rohani, Firman Tuhan, yang kita konsumsi setiap hari.
Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Tidak cukup kita hanya membaca, seperti layaknya supir angkot, kejar setoran, tetapi kita juga harus merenungkannya siang dan malam. Kita dapat menggunakan metode PTP (Pertanyaan, Terang, dan Pedang) dalam merenungkan Firman Tuhan.

Apakah Dampaknya?
Mazmur 1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Salah satu hal yang paling penting buat tumbuhan agar ia bisa hidup adalah AIR. (Fotosintesis = Air + Karbondioksida menjadi Glukosa + Oksigen). Ketika hidup kita dekat dengan Tuhan. Kita itu seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Bayangkan kesegaran yang diterima oleh si pohon ketika ia berada dekat dengan aliran air itu. Yesus adalah Air Hidup itu, kalau kita juga mau menerima kesegaran itu, marilah kita mendekat dengan Sang Air Hidup itu.

Ketika kita hidup dekat dengan Tuhan, kita tidak hanya sekedar bertumbuh, tapi kita juga akan berbuah, bahkan dikatakan tidak layu daunnya. Pada saat cuaca berubah ekstrim, biasanya pohon akan merontokkan daunnya / meranggas. Daun-daun tempat si pohon berfotosintesis akan jatuh menjadi layu dan mati. Dalam situasi hidup kita yang cenderung berubah-ubah tidak menentu, orang yang dekat dengan Tuhan akan diberikan kekuatan untuk tetap tumbuh bahkan menghasilkan buah.

Kalau kita sudah hidup melekat dengan ALLAH, maka kunci kesuksesan itu pasti akan kita peroleh, apa saja yang kita perbuat, Tuhan buat berhasil. Karena apa saja yang kita perbuat itu sudah sesuai dengan isi hati Tuhan, istilahnya gawean-nya TUHAN. Kalau Tuhan yang memulai, pastilah DIA akan menyertai dan memberkati sampai akhirnya. Jadi biarlah kehendakNYA yang terjadi, bukan kehendak kita. Tidak ada lagi pemaksaan proposal kepada Tuhan, melainkan penyerahan diri TOTAL untuk hidup di dalamNYA.

Yeremia 17:5-8
5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! 6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah

No comments:

Post a Comment