"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)
"Guard your heart with all vigilance, for from it are the sources of life."
Note:
- · "more than all guarding." This idiom means "with all vigilance." The construction uses the preposition מִן (min) to express "above; beyond," the word "all" and the noun "prison; guard; act of guarding." The latter is the use here (BDB 1038 s.v. מִשְׁמָר).
- · The word תּוֹצְאוֹת (tots'ot, from יָצָא, yatsa') means "outgoings; extremities; sources." It is used here for starting points, like a fountainhead, and so the translation "sources" works well.
Hati adalah sumber segala keinginan dan keputusan. Alkitab berkata bahwa dari hati kita terpancar segala kehidupan. Dalam bahasa aslinya, kata "terpancar" mengacu pada kata "sumber", seperti layaknya sumber mata air. Ketika kita pergi berkemah dan harus mengambil air dari sungai untuk minum tentu saja kita berusaha sedemikian rupa supaya kita menemukan mata air, kalau pun tidak ketemu, kita berusaha menemukan hulu dari aliran sungai tersebut, karena kalau tidak, nanti kita bisa ketemu kapal selam kuning yang mengambang.
Demikian juga dengan hati kita, apa yang kelihatan dari luar seringkali adalah refleksi dari apa yang ada di dalam hati seseorang. Ketika hati seseorang dipenuhi dengan sukacita maka akan terlihat dari wajahnya, perkataannya dan tingkah lakunya. Wajahnya akan memancarkan sukacita, kalau soal hidung mancung, mata belo, belah dagu, dsb itu lain kasusnya. Ucapannya akan memberikan kekuatan dan penghiburan. Tindakan tingkah lakunya menunjukkan kasih.
Tuhan Yesus juga menggunakan metafora mata air untuk mengajarkan pentingnya kita menjaga dan merawat hati kita.
Yohanes 4:13-14
13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal"
Yohanes 7:37-38
37Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! 38Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan d oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. 39Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Iblis tidak dapat merebut kita dari tangan Bapa (Yoh 10:28-29) tetapi dia dapat merebut hati kita sehingga kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita dari Bapa. Ketika kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita dari Bapa, iblis menabur benih putus asa, kebencian, perpecahan, dll dalam hidup kita. Kalau kita membiarkan hal itu terjadi, maka sumber mata air dalam hati kita akan tercemar, kita menjadi sensitif, saling melukai. Kita sendiri tidak bisa hidup dalam berkat, orang lain yang berada disekeliling kita juga tidak menikmati berkat Tuhan.
Itulah sebabnya, Firman Tuhan mengingatkan kita untuk menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan. Dalam bahasa aslinya, kata "segala" mengacu pada makna lebih dari segalanya, diatas segalanya. Jadi kita harus memprioritaskan penjagaan hati ini, karena ini pintu depan iblis masuk dan memporak-porandakan hidup kita. Dalam menjaga hati, kita perlu menjaganya dengan segala kewaspadaan.
Mengapa kita harus waspada? Karena lawan kita, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Pet 5:8). Manusia bisa saja malas dan lengah, tetapi iblis sangat rajin dalam hal ini, yakni mencari waktu yang tepat untuk menyerang. Itulah sebabnya, dalam komsel ini kita harus bersatu hati, ketika kita melihat ada perangkap iblis untuk menyerang hati kita atau sesama kita, kita saling mengingatkan dalam kasih, supaya kita tidak diperdaya oleh si jahat. Sesungguhnya peperangan kita bukan melawan darah dan daging, bukan melawan sesama kita, melainkan melawan kuasa si jahat (Ef 6:12).
Hal ini mengingatkan saya bagaimana Belanda berhasil menjajah Indonesia selama 3.5 abad, yakni dengan politik devide et impera (politik pecah belah). Oleh karena itu, marilah kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena iblis sedang bergerilya di sekitar kita, untuk melumpuhkan hati kita dengan segala tipu muslihatnya.
Ijin membagikan ayat Amsal 4: 23 di bahasa Ibraninya
ReplyDeleteDalam huruf Ibrani, " מִֽכָּל־מִ֭שְׁמָר נְצֹ֣ר לִבֶּ֑ךָ כִּֽי־מִ֝מֶּ֗נּוּ תּוֹצְא֥וֹת חַיִּֽים "
Cara membacanya kata demi kata : " Mikol mishmar netzor libekha ki mimenu totzeot khayim. "
Tuhan memberkati 🕎✡️🖖🏻