1 Raja-raja 17:7-24 Elia dan Janda di Sarfat
Apa yang dialami sang janda?
1. Dia kehilangan suami, tulang punggung keluarga. Menjadi janda di zaman Elia tidaklah mudah dikarenakan oleh diskriminasi gender, seorang janda tidak dapat berbuat apa-apa lagi, tidak seperti janda zaman sekarang.
2. Dia menderita kemiskinan dan bencana kekeringan dan kelaparan
3. Dia harus menghidupi seorang anak laki-laki
Dalam situasi yang penuh penderitaan ini, datang seseorang yang tidak dia kenal datang menyuruh dia untuk mengambilkan air minum, setelah itu minta dibuatkan roti lagi.
Tantangan #1 Sang janda diminta menyerahkan semua makanan yang ada padanya.
Akhirnya sang janda tidak tahan lagi, dia mengungkapkan penderitaan dan keputusasaannya kepada Elia, bahwa dia sudah siap mati.
Seringkali dalam sebuah penderitaan yang menyakitkan, seseorang bisa berpikiran sangat sempit, pikiran untuk mati (suicidal). Orang kehilangan akal sehat ketika kehilangan harta miliknya. Pada tahun 1998, di Indonesia, jumlah orang stress, gila dan bunuh diri meningkat tajam karena kerusuhan. Manusia sudah terikat kepada harta miliknya.
Tetapi karena Tuhan sudah berbicara kepada sang janda ini sebelumnya, dan nabi Elia kembali menegaskan (reinforce) nubuat janji Tuhan buat janda ini beserta keluarganya, dia pun taat melakukannya. Padahal, kenyataan lingkungan sekitar menunjukkan bahwa negeri mereka kekeringan dan dilanda bencana kelaparan, satu-satunya harapan, walaupun sesaat, adalah sedikit makanan yang masih tersisa, sang janda tetap taat kepada perintah Tuhan melalui nabi Elia.
Apa dampak dari ketaatan sang janda? Tepung dalam tempayan dan minyak (olive oil) dalam buli-buli tidak berkurang selama musim paceklik tersebut. Hidup mereka dijaga dan dicukupkan oleh Tuhan.
Tantangan #2 Sang janda hampir saja kehilangan anak laki-laki satu-satunya
Kehilangan makanan (tepung dan minyak) tidak sehebat kehilangan anak laki-laki satu-satunya. Buat sang janda, hidupnya terasa berakhir di saat anaknya meninggal, karena dia tahu bahwa dia bakal sebatang kara. Di tengah kesedihannya, sang janda kelihatannya menyalahkan kehadiran Elia.
Seringkali, di dalam hidup kita, ketika masa sukar diizinkan Tuhan terjadi dalam hidup ini, kita mulai menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan. Sampai-sampai Elia juga jadi tidak enak hati kepada sang janda. Tetapi Tuhan tahu apa yang Dia lakukan, semuanya itu terjadi supaya janda ini belajar beriman kepada Tuhan dan pada saat yang bersamaan Tuhan mau Elia belajar mengandalkan Tuhan sebelum dia menjalankan misi dari Tuhan untuk menegur raja Ahab yang sudah menyakiti hati Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita tetap berdiri teguh, dan ketahuilah bahwa tidak ada pencobaan yang lebih besar dari kemampuan kita yang diizinkan Tuhan menimpa hidup kita. Ujian yang kita hadapi berguna untuk menghasilkan ketekunan di dalam hidup kita.
No comments:
Post a Comment